( TUGAS 1 ) SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

STUDI KASUS
SISWA BERKESULITAN BELAJAR DALAM MEMBACA
 
 
Penelitian ini mendeskripsikan tentang kasus kesulitan belajar dalam membaca yang dialami seorang siswa yang bernama Sabila (nama disamarkan). Sabila merupakan seorang siswa kelas II dari Sekolah Dasar Negeri ......... Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar dalam membaca yang dialami Sabila, dan hasil belajarnya. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi kasus dengan desain penelitian kualitatif.. Untuk memperoleh data peneliti  menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan studi dokumnetasi. Subyek penelitian dalam penelitian ini yaitu Sabila dan untuk mendapatkan informasi, peneliti memilih beberapa narasumber yaitu Sabila, guru kelas II, keluarga Sabila dan teman Sabila. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar membaca yang dialami Sabila. Faktor tersebut secara umum dikategorikan pada faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup faktor fisiologis (kesehatan fisik) dan faktor psikologis (motivasi, ingatan dan konsentrasi yang kurang). Sedangkan faktor eksternal mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan teman sebaya yang kurang menunjang. Karena kesulitan membaca yang dialami Sabila ini menyebabkan prestasi belajarnya kurang memuaskan. Dari sebelas mata pelajaran yang diajarkan, hanya empat pelajaran yang nilainya sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan tujuh pelajaran lainnya masih dibawah KKM. Apabila nilai hasil belajar Sabila di semester genap nanti masih dibawah KKM maka Sabila belum bisa naik ke kelas III. Karena selain kurang dari KKM, ia pun belum bisa menyelesaikan tugas perkembangannya di kelas II yang dikhawatirkan ia akan tertinggal jauh dibanding dengan teman-temannya. Untuk itu direkomendasikan kepada keluarga harus memberikan semangat, motivasi dan perhatian dalam kegitan belajarnya dan jangan pernah mencela terhadap kekurangan yang dimilikinya, guru dalam menggunakan metode pembelajaran dan media harus lebih bervariatif serta melaksanakan tugas pokok guru sebagai pembimbing siswa berkesulitan belajar dan kepada Sabila untuk lebih giat belajar, dan berlatih membaca.
 
Kata kunci : kesulitan belajar, membaca
 
Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh seorang siswa, disamping tiga keterampilan berbahasa lainnya yaitu menyimak, berbicara dan menulis. Keterampilan membaca dinilai sangat penting dimiliki oleh seorang siswa karena merupakan salah satu cara untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Menurut Tarigan (dalam Resmini dan Juanda, 2007, hlm. 74) membaca adalah “kegiatan berinteraksi dengan bahasa yang dikodekan dalam bentuk cetakan (huruf-huruf)”. Dengan demikian membaca sebetulnya merupakan aktivitas menguraikan kode-kode tulisan ke dalam bunyi atau menguraikan kode-kode grafis yang mewakili bahasa ke dalam makna tertentu.
Di sekolah dasar membaca dapat dibagi menjadi dua tahapan. Untuk kelas rendah (kelas I,II, dan III) disebut dengan membaca permulaan. Dan untuk kelas tinggi (IV,V, dan VI) disebut membaca lanjut. Membaca permulaan yang mulai diajarkan sejak siswa duduk di kelas I, merupakan pondasi untuk siswa. Disebut pondasi karena setiap kegiatan belajar yang dilakukan akan berhubungan dengan membaca. Tanpa keterampilan membaca siswa tidak bisa menyelesaikan tugas dalam bentuk tulisan yang diberikan kepadanya, karena siswa tidak mengerti maksud dari tulisan tersebut. Selain itu, membaca permulaan juga sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut.
 
 
Faktor Penyebab yang Mempengaruhi Kesulitan Membaca yang Dialami Sabila
Secara umum faktor penyebab kesulitan membaca yang dialami Sabiala dikategorikan ke dalam dua faktor, yakni faktor internal dn faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi kesulitan membaca yang berada dari dalam diri Sabila. Faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.
Faktor fisiologis yang menyebabkan kesulitan membaca yang dialami Sabila yaitu kesehatan fisik. Kesehatan fisik dapat mempengaruhi kesulitan membaca karena dengan kondisi fisik yang terganggu (sakit) menyebabkan kesempatan seseorang dalam belajar khususnya membaca menjadi terbatas. Hal ini pula yang dialami Sabila. Menurut penuturan nenek Sabila (Ibu Neni) dalam satu bulan Sabila bisa sakit sampai tiga kali. Saat Peneliti melakukan penelitian pun Sabila terserang sakit berupa flu, batuk dan gejala tifus. Dengan kondisi seperti itu, maka Sabila tidak dapat sekolah dan mengikuti les. Bila dipaksakan untuk sekolah pun, hasilnya tidak optimal. Justru  yang terjadi kondisi Sabila menjadi lebih buruk.
Faktor psikologis mencakup motivasi yang rendah, ingatan yang kurang dan konsentrasi atau perhatian kurang. Faktor motivasi sangat berpengaruh terhadap proses belajar. Dimyati dan Mudjiono (2006, hlm: 239) menyatakan bahwa motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Apabila seorang siswa motivasinya lemah bahkan tidak ada akan melemahkan kegiatan belajarnya. Seperti yang dialami Sabila selalu mendapatkan nilai yang rendah, suasana belajar yang tidak memacu semangat membuat motivasi belajarnya rendah.  lemah. tidak memacunya belajar lebih giat dalam belajar. 
 
 
Prestasi Belajar
Setelah melakukan studi dokumentasi pada buku rapor Sabila menunjukkan bahwa prestasi belajar Sabila kurang memuaskan dan mayoritas nilainya dibawah KKM. Dari 11 mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah hanya ada empat mata pelajaran yang memenuhi KKM yaitu mata pelajaran Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Olahraga (PJOK) dan Bahasa Inggris. Sedangkan tujuh pelajaran lainnya seperti Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan keterampilan, Pendidikan Lingkungan Hidup, dan Bahasa Sunda masih dibawah atau belum memenuhi KKM.
Apabila dianalisis, prestasi belajar Sabila yang kurang dari KKM ini dikarenakan Sabila tidak dapat mengerjakan tes atau tugas-tugas dengan optimal. Sabila bisa menjawab dengan benar apabila tes atau tugas tersebut berupa tes lisan.
Tapi apabila tes tersebut berbentuk tes tertulis ia akan merasa kesulitan karena dengan tes tertulis ia dituntut untuk dapat membaca pertanyaannya. Kesulitannya sedikit tidak dipedulikan apabila tes berupa pilihan ganda. Karena dengan pilihan ganda, Sabila bisa bebas mencakra jawaban yang menurutnya benar meskipun sebelumnya ia tidak membaca pertanyaannya.
 Juga dengan tes yang berupa pilihan ganda ini, kemungkinan jawaban yang benar lebih besar bila dibandingkan apabila tes berbentuk uraian singkat. Berbeda apabila tes tersebut adalah uraian singkat. Sabila akan merasa kesulitan, bahkan tidak bisa mengisi karena dia dituntut untuk dapat membaca pertanyaan dan mengisi jawabannya sendiri.
Kesulitan membacanya akan semakin terlihat apabila tes yang diberikan oleh guru, pertanyaannya didiktekan. Maka selain ia kesulitan untuk menjawab pertanyaan, ia pun kesulitan dalam menulis pertanyaan dengan benar. Hal ini dikarenakan keterampilan membaca berhubungan erat dengan keterampilan menulis. Keterampilan menulis belum dapat dikuasai oleh siswa apabila siswa tersebut belum bisa membaca. Karena membaca merupakan prasayarat sebelum seseorang belajar menulis. Seperti aksioma yang diungkapkan Alexander (dalam Resmini, dkk, 2009 : hlm. 215) “nothing should be written before it has been read”.
Apabila kesulitan belajar yang dialami Sabila khususnya dalam membaca belum bisa diatasi dan Sabila tidak bisa memperbaiki nilai-nilainya pada saat semester ganjil maka besar kemungkinan Sabila tidak akan naik kelas. Karena apabila dinaikkan ke kelas III dikhawatirkan Sabila semakin tertinggal dibanding dengan teman-temannya.
 
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian banyak faktor penyebab kesulitan belajar dalam membaca yang dialami Sabila. Faktor tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor kesehatan fisik Sabila yang sering sakit, motivasi kurang, daya ingat yang kurang, dan perhatian atau konsentrasi yang kurang terutama saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan faktor eksternal mencakup faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan teman sebaya.  Lingkungan keluarga Sabila yang broken home (ayah ibunya sudah bercerai, dan ibunya menikah lagi) dan keadaan ekonomi yang kurang sehingga ia ketika kecil tidak merasakan sekolah di TK seperti temannya yang lain memberikan pengaruh pada kesulitan membaca yang dialaminya. Lingkungan sekolah berupa metode mengajar dan media yang digunakan guru kurang bervariatif serta kurang berfungsinya peran guru dalam membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar menjadi salah satu faktor penyebabnya. Dan teman sebaya yang suka mengejek Sabila turut menjadi faktor penyebab kesulitan membacanya.
Dengan kesulitan membaca yang dialami Sabila tersebut, menyebabkan nilai prestasi belajar saat kelas II semester ganjil yang ditunjukkan dalam buku rapor banyak yang dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai yang dibawah KKM ini disebabkan karena saat tes atau ulangan yang sebagian besar berbentuk tes tertulis tidak dapat dikerjakan oleh Sabila dengan optimal. Tes berupa pilihan ganda diisi oleh Sabila hanya dengan cara mencakra sesuka hatinya tanpa membaca terlebih dahulu pertanyaannya. Apalagi saat mengisi ulangan berupa uraian singkat, ia hanya menuliskan rangkaian huruf-huruf yang tidak dapat dibaca. Apabila kesulitan membacanya belum teratasi, dan hasil belajarnya pada semester genap nanti masih banyak yang dibawah KKM Sabila bisa tidak naik kelas. Karena apabila naik kelas pun ia akan kesulitan mengejar teman-temannya dan akhirnya tertinggal.


STRATEGI BERSAING DALAM KEWIRAUSAHAAN

 

 PEMBAHASAN
A.    MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN
            Para wirausaha menggunakan proses inovasi sebagai alat pemberdayaan sumber-sumber untuk menciptakan suatu nilai barang dan jasa. proses inovasi di kendalikan oleh kreatifitas. Kreatifitas merupakan mata rantai antara pengatahuan pengenalan cara baru untuk mengkombinasikan sumber-sumber dan proses pengembbangan pengetahuan secara sistimats ke dalam suatu inovasi yang di gunakan di pasar. Inovasi bahkan di pandang sebagai pencipta sumber-sumber yang berbentuk penemuan kegunaan suatu dalam alam.
Secara Etimologi, kata manajemen barasal dari bahasa inggris, manajemen, yang berarti ketatalaksanaan, tatapimpin, dan pengelolaan. artinya, manajemen adalah sebagai suatu proses yang diterapkan oleh individu atau kelompok dalam upaya-upaya koordinasi untuk mencapai tujuan.
Dalam bahasa arab, istilah manajemen diartikan sebagai an-nizam atau tanzhim, yang merupakan suatu tempat untuk menyimpan sesuatu dan penempatan segala sesuatu pada tempatnya.
Kesimpulan dari pengertian manajemen adalah serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengerakan, mengendalikan dan mengembangkan segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Kewirausahaan adalah suatu disiplin lmu yang mempelajari tentang nilai, kemapuan, dan prilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memproleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya.
Menurut Joseph Schumpeter wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barabg dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengelolah bahan baku baru.
Dalam definisi ini ditekankan bahwa seorang wirasuaha adalah orang yang mampu melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memenfaat kan peluang tersebut. pengertian wirausaha ini menekankan pada setiap 
orang yang memulai suatu bisnis yang baru.
 
Menajemen kewirausaan menyangkut semua kekuatan perusahaan yang menjamin bahwa usaha betul.bila usaha baru ingin berhasil, maka wirausaha harus memiliki empat kompetinsi,antara lain;
1.      Fokus pada pasar, bukan pada teknologi
2.      Buat ramalan pendanan untuk menhindari tidak terbiayanya perusahaan.
3.      Bangun tim manajemen, bukan menonjolkan perorangan
4.      Beri peran tertentu, khusus bagi wirausaha penemu
            Jika manajemen wirausahaan menyangkut lingkungan internal perusahaan(keputusan-keputusan taktis), maka starategi kewirausahaan menyangkut kesesuan dan kemapuan internal dan aktivitas perusahaan dengan lingkungan eksternal, di mana perusahaan harus bersaing dengan mengunakan keputusan-keputusan setategis dari empat startegi, sebagai berikut:
1.      Berada pertama di pasar dengan produk dan jasa baru
2.      Posisikan produk dan  jasa baru tersebut pada relung pasar yang tidak terlayani
dalam strategi yang kedua ini menyangkut pengenbangan keterampilan untuk menanggapi peluang yang diciptakan oleh perusahaan yang berada di pasar pertama. yang sering terjadi adalah banyak peniru memperbaiki atau memodifikasi barang dan jasa untuk menciptakan nilai yang lebih tinggi bagi pembeli.
 3.      Mengubah karakteristik produk, pasar atau industri
dalam strategi ini perubahan strategi produk, pasar, atau industri yang berbasis pada inovasi, strategi ini untuk mengubah produk dan jasa yang sudah ada, misalnya mengubah manfaat, nilai, dan karakteristik ilmu lainnya.
adapun karakteristik kewirausahaan adalah:
1.      kreatif dan inovasi
2.      pengumpulan sumber daya dan pendirian suatu organisasi ekonomi
3.      mencari keuntungan dan pertumbuhan usaha dengan dibayangi resiko dan ketidakpastian.

B.     STRATEGI KEWIRAUSAHAAN
            Pada umumnya peruahaan yang kecil yang berhasil secara kesenambungan dan dapat bersaing secara unggul memiliki keunggulan dalam bidang teknik, produk yang unik, dan memiliki cakupan distribusi geografis pasar yang terbatas.
a.      Strategi bagi Pemimpin Pasar
     Apabila perusahaan telah memiliki peluang pasar yang besar seperti pada masa pertumbuhan, maka strateginya:
1.      Bersikap menyerang dan agresif untup memoertahannka pangsa pasar. Wirausaha harus siap memperbaiki strategi bersaingnya agar tetap dapat mempertahankan reputasi terbaik di mata pelanggana
2.      Bersikap bertahan dan tidak terlalu agresif
3.      Tidak boleh ada anggapan bahwa perusahaan yang berhasil tidak memeliki tantangan. Perusahan yang mempertahankan pasarnya akan selalu mengundang pesaing untuk memehasuki pasar.
b.       Strategi bagi Bukan Pemimpin Pasar
            Dalam strategi ini bukan untuk bersaing dengan pemimpin pasar, strategi dilakukan dengan dua cara:
1.      Secara agresif dan menggunakan  kompetensi terbaik untuk meraih peluang pasar sehingga tidak tertandingi oleh pesaing. wirausaha harus memosisikan dirinya dalam segmen pasar kecil sebagaain pemain  yang paling dominan. Wirausaha harus mempertahankan hubungan secara terbuka dengan pelangan.
2.      Mempertahankan strategi sebagai pengikut. dalam kondisi ekonomi yang baik, perusahaan yang mengikuti strategi ini bisa berhasil.
c.       Strategi Yang Lainnya
Banyak strategi yang dilakukan wirausaha pada tahap pertumbuhan, di antaranya:
1.      Pertahanan persaing. agar tetap bersaing, maka pengembangan produk dan perluasan pelayanan perusahaan harus selalu dinamis dan memesisikan perurasahaan dalam keadaan kritis.
2.      Mencoba produk yang menjadi andalan utama yang baru, dan tidak berkonsentrasi pada perbaikan keberhasilan produk yang sudah ada.
3.      Mengambil langkah positif proaktif untuk menguasai manajer dan kunci ahli teknik propesional yang selalu diikutsertakan dalam pembentukan keberhasilan perusahan.
 C.      STRATEGI BERSAING DALAM KEWIRAUSAHAAN
            Dalam konsep pemasaran terdapat istilah baruan pemasaran(marketing mix) yang dikenal dengan 4p, tersebut tetapi di tambahkan 1 menjadi 5p, yaitu:
1.      Probe(penelitian dan pengembangan)
2.      Barang dan jasa(product)
3.      Harga(price)
4.      Tempat(place)
5.      Promosi(promotion)
      Penelitian dan pengembangan dalam kewirausahaan merupakan strategi utama kerena memiliki keterkaitan dan inovasi. Di dalamnya mencakup penelitian dan pengembangan produk, harga, tempat, dan promosi. wirausaha berhasil dan berkembang karena memiliki kemampuan penelitian dan pengembangan yang memadai sehingga tercipta barabg dan jasa yang bernilai dan umggul di pasar.
 
Strategi Adalah Perencanaan
      Konsep strategi tidak lepas dari aspek perencanaan, arahan, atau acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai tujuan di masa depan. akan tetapi, tidak selamanya strategi adalah perencanaan ke masa depan yang belumdi laksanakan.
 
a.      Teori Strategi Generik dan Keunggulan Bersaing
      Dalam karyanya yang paling terkenal competitive strategy. Michael p. Porter(1997 dan 1998) mengungkapkan beberapa strategi yang dapat digunakan perusahaan untuk bersaing. Beberapa aspek inti dari teori poter tersebut adalah:
1.      Persaingan merupakan inti keberhasilan dan kegagalan. Hal ini berarti bahwa keberhasilan atau kegagalan bergantung pada keberanian perusahaan untuk dapat bersaing. Strategi bersaing dimaksudkan  untuk mempertahankan tingakat keuntungan dan pasisi yang langeng ketika menghadapi persaingan.
2.      Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh perusaan bagi langganan atau pembeli. Keunggulan bersaing menggambarkan cara  perusahaan memilih dan dan mengimplementasikan strategi generik untuk mencapai dan mempertahankan keunggulan bersaing.
3.      Ada dua jenis dasar keunggulan  bersaing, yaitu biaya rendah dan diferensiasi. semua keunggulan bersaing ini berasal dari struktur industri. perusahaan yang berhasil dengan strategi biaya rendah memiliki kemampuan dalam mendisain produk dan pasar yang lebih efisien dibandingkan pesaing. Sedangkan  diferensiasi adalah kemapuan untuk menghasilkan barang dan jasa unit serta memiliki nilai lebih bagi pembeli dan bentuk kualitas produk, sifat-sifat khusus, dan pelayanan lainnya.
a.      kepemimpinan baiya rendah. di sini perusahaan bekerja keras untuk mencapai biaya produksi dan distribusi terendah sehingga dapat menetapkan harga lebih rendah ketimbang pesaingnya dan berhasil merebut pangsa pasar lebih besar.
b.      diferensiasi. disni perusahaan memusatkan perhatian untuk menciptakan dini produk dan program pemasaran yang berbeda sehingga akhirnya muncul sebagai pemimpin kelas dalam industri.
c.       fokus. disini perusahaan memusatkan perhatian pada usaha menlayani beberapa segmen pasar dengan baik dan bukannya manjer seluruh pasar.

   Dari uraian diatas  dapat disimpulkan bahwa strategi generik  pada dasarnya merupakan pendekatan yang berbeda untuk menciptakan keunggulan. memulai keunggulan bersaing, perusahaan dapat memiliki kinerja di atas rata-rata industri yang lainnya.
b.      Strategi The New 7-s’s (d’ avini)
Richard A. D’Aveni mengemukakan suatu ide dasar bahwa perusahaan harus menekankan strategi yang bberfokus pada pengembangan kompetensi inti, pengatahuan, dan keunikan aset tidak terwujud untuk menciptakan keunggulan.
Konsep” the new 7-s’s” ini meliputi pokok-pokok dasra sebagai berikut:
1.      Superior Stakeholder Satisfation. Strategi yang pertama ini bertujuan memberiksn kepuasan jauh diatas rata-rata kepada orang-orang yang berkepentingan terhadap perusahaan, tidak hanya memegang saham, namun juga pemasok, karyawan manajer, konsumen, pemerintah, dan masyarakat sekitar.
2.      Soothsaying.  Strategi ini berfokus pada sasaran, artinya mencari perusahaan  harus mencari posisi yang tepat bagi produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan.
3.      Positioning for Speed.  Strategi ini untuk memosisikan  perusahaan secara tepat  di pasar.  perusahaan harus segera mengomunikasikan produk yang telah dihasilkan ke pasar agar  segera di kenal konsumen.
4.      Positioning for Surprise. strategi ini menbuat posisi yang mencekangkan melalui barang dan jasa-jasa yang baru yang lebih unik  dan berbeda serta memberikan nilai tambah baru sehingga konsumen lebih menyukai barang dan jasa yang  diciptakan perusahaan.
5.      Shifthing the role of the Game. strategi umi adalah mengubah pola-pola persaingan perusahaan yang dimaikan sehingga pesaing terganggu dengan pola-pola baru yang berbeda.
6.      Signaling Strategic Intent. strategi ini mengutamakan perasaan. kedekan dengan karyawan, relasi dan konsumen merupakan strategi yang ampuh untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
7.      Simultanous and Sequential Strategic Thrusts. Strategi ketujuh adalah mengembangkan faktor-faktor pendorong atau penggerak strategi secara stimulan dan berurutan melalui penciptaan barang dan jasa yang selalu memberikan kepuasan kepada konsumen.
Kunci Utama the new 7-S’s Menyangkut Penciptaan Sesuatu Yang baru dan berbeda untuk masa akan datang. strategi ini dimaksudkan untuk membatasi strategi dinamis yang dimiliki pesaing.
Tujuan dari th new 7-s’s adalah menciptakan gangguan melalui penciptaan keunggulan-keunggulan baru yang berkesenambungan.
 
 

 

Komentar

Postingan Populer